NOVEL: Laut Bercerita
Sumber: dokumen pribadi |
IDENTITAS BUKU
Judul: Laut Bercerita
Penulis: Leila S. Chudori
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Tahun terbit: Cetakan Ketujuhbelas, Agustus 2021
Jumlah halaman: x + 379 halaman
REVIEW
Ini adalah kali pertama saya membuat review buku. Sudah ada beberapa buku yang sudah saya baca, namun rasanya kurang nendang kalau hasil yang dibaca tidak turut dibagikan ke teman teman lain. Maka kali ini, ijinkan saya membagikan hasil review saya.Laut Bercerita mengisahkan tentang perjuangan para mahasiswa dan aktivis yang menuntut hak hak demokrasi di masa Orde Baru. Tokoh utama dalam novel ini adalah Biru Laut Wibisono, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Yogyakarta yang turut bergabung dalam organisasi mahasiswa yaitu Winatra yang memihak pada masyarakat kecil dan terpinggir. Novel ini di sajikan dengan dua sudut padang, sudut pandang Biru Laut dan sudut pandang Asmara Jati, adiknya Biru Laut.
________________________________________________________________
Laut mencerita kisahnya tidak berurutan tahun, dia menceritakan peristiwa saat ini didalam penjara dan masa lalu ketika menjadi aktivis dan buronan pemerintah yang diceritakan secara bergantian. Dalam bagian sudut pandang Biru Laut, kita diajarkan tentang perjuangan dan pengkhianatan.
Laut tak hanya menceritakan tentang perjuangan-perjuangannya, ia juga menceritakan tentang keseharian dan kekonyolannya bersama teman-temannya, tradisi keluarganya di hari Minggu dan rasa sayangnya pada kekasihnya yang bernama Anjani.
Sumber: dokumen pribadi |
________________________________________________________________
Asmara Jati, sang adik dari Biru Laut dan kekasih Alex Perazon menjadi tokoh favorit saya dalam novel ini. Asmara menjadi sosok yang dewasa dan rasional (dilatar belakangi dengan penggemar sains) dalam menghadapi kehilangan Biru Laut meskipun terkadang masih hidup dalam penyangkalan. Saat orangtua Biru Laut nyaman berada didalam kepompong yang mereka buat sendiri, Asmara Jati telah mencoba mengeluarkan mereka dari kepompong untuk menghadapi kenyataan yang ada bahwa Biru Laut tidak akan kembali. Di bab ini saya berulang kali menyeka air mata. Bagaimana tidak, perjuangan keluarga yang kehilangan terasa sangat nyata.
Selama Laut hilang, Asmara Jati selalu terlibat dalam pencarian dengan mendirikan Komisi Orang Hilang dan turut serta dalam aksi Kamisan didepan Istana Negara sebagai bentuk peringatan dan untuk mendesak pemerintah mengungkap kasus pencarian orang hilang yg terjadi pada masa Orde Baru. Hingga pada akhirnya kisah hilangnya Laut dan teman-temannya diangkat ke media, pemerintah tetap tidak bisa mengungkap kasus tersebut.
Dari Laut Bercerita, kita dapat membayangkan kisah aktivis 98 dalam memperjuangkan demokrasi di Indonesia. Mereka yang ditangkap, dipukul hingga beberapa ada yang hilang. Semoga semangat dan totalitas mereka dapat kita jadikan pedoman untuk bersuara.
Keren, semakin asah dalam menulis
BalasHapus