Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Hening.

Pada akhirnya, Aku hanya bisa menunggu matahari. Pagiku jadi malamku. Dan malamku jadi siangku. Matahariku terbit, mataku terbenam. Lantas, bagaimana aku bisa menikmati "pagi cerah" yang kalian katakan? Sedangkan aku hanya terbiasa menikmati "subuh sepi" ku. 3:12 -gigi di kegelapan sunyi-

Rintihan Sendu

Tuan, katamu bintang akan selalu setia menemani malamku menemani tidurku menemani mimpiku karna aku selalu kesepian di malam hari katamu Kau tau? Sejak saat itu aku menyukai bintang dengan kelap kelipnya  yang memandangku dengan manja dan taburan taburannya  yang indah mempesona Setiap malam sebelum tidur, bintang itu selalu kutatap  sambil ku berdoa supaya hujan tak turun agar ia tetap berkelap kelip menemaniku Tuan, katamu bulan juga akan selalu setia menemani malamku menemani tidurku menemani mimpiku walau itu terjadi hanya di malam hari Bulan memang selalu setia menemani daripada bintang disaat hujan mengguyur bumi,  sinar bintang hilang tapi bulan masih tetap bersinar sederas apapun itu Ah indahnya ciptaan-Nya Tuan, kau berbohong malam ini tak kutemukan lagi bintang kelap kelip tak kudapati bulan bersinar lantas bagaimana dengan yang menemaniku? Kau jahat tuan bulan yang biasa tersenyum bersinar sudah padam bintang juga hilang...

Tembok Perasaan

Disuatu malam yang sunyi, terjadi perdebatan sepasang kekasih tentang pertemuan mereka pekan lalu. Saat itu jaman belum berkembang, komunikasi arak jauh hanya mengandalkan surat dan pos. Mereka sudah merencanakan pertemuan tersebut. Ternyata pertemuan tersebut tidak sesuai rencana. Dengan dugaan masing masing, akhirnya mereka memutuskan tidak saling menghubungi. Seminggu setelah waktu kesepakatan pertemuan tersebut, mereka tidak sengaja bertemu di pasar malam. Lalu membahas perihal pertemuan itu. Tuan: Dimanakah dirimu?  Saya sudah berada di perhentian yang kita sepakati kemarin.. Adakah kamu melupakan itu?? Puan: Persis di hari yg telah kita sepakati, aku menunggumu disana.  Lama sekali. Setelah aku lelah menunggumu, baru kau tanyakan itu.  Kau ada niat tidak menemuiku? Tuan: Aku kesana 5 menit lebih lama dari kesepakatan kita, Mungkin kamu tidak tahu, aku sempatkan diri singgah membeli bunga kesukaanmu.. Tapi, entahlah, Mungkin 5 menit terlalu lama bagimu...